Pentingnya Adab Sebelum Ilmu.

Saat ini Kemendikbud Ristek di Kurikulum Merdeka memiliki program, salah satunya adalah profil pelajar Pancasila yang merujuk pada pembentukan karakter pelajar. Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya pemerintah untuk membentuk pelajar Indonesia supaya memiliki kompetensi dasar dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Terbentuknya profil pelajar Pancasila berawal dari visi pendidikan Indonesia yaitu, “Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila”.

Pada hakikatnya, profil pelajar Pancasila dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.

Ada enam elemen dalam profil pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

Keenam elemen ini dilihat sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dan berkesinambungan satu sama lain.

Berbeda dengan sekolah dibawah naungan Kemendikbudristek, profil pelajar Pancasila memiliki buku pedoman yang dibuat sebelum pelaksanaan kurikulum merdeka. Jika pada Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) terdapat istilah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), maka pada pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah ada istilah Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil’alamin.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin memiliki 10 nilai, salah satunya adalah Berkeadaban (ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia.

Salah satu bagian dari akhlak mulia yang kelak akan menuntut manusia untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa menempatkan diri pada tempat maupun waktu tertentu adalah adab. Itulah mengapa adab sangat penting bagi manusia.

Begitu pentingnya adab bagi manusia, Imam Malik rahimahullah pernah berkata, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Adab tidak bisa dipisahkan  dengan ilmu, karena beradab itu sendiri membutuhkan ilmu. Orang beradab sudah pasti berilmu, orang berilmu belum tentu beradab.
Orang yang beradab cenderung senantiasa bersikap tawadhu’ dalam berbuat. Tawadhu’ biasa disebut dengan rendah hati, sebuah sikap dimana seseorang melihat dirinya sendiri tidak memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lain, sehingga menjadikan dirinya tidak memiliki rasa sombong dalam hatinya.

Adab terhadap Allah merupakan tujuan tertinggi dan paling utama dalam konsep pendidikan adab. Seseorang dapat dikatakan beradab apabila memerhatikan adabnya kepada Tuhannya. Jika seseorang mengutamakan adabnya terhadap sang Pencipta, maka dapat dipastikan ia juga beradab kepada semua makhluk.

Itulah sedikit catatan tentang Pentingnya Adab Sebelum Ilmu, semoga dengan pembiasaan penanaman karakter akhlak mulia/adab akan menghasilkan generasi yang tidak hanya berilmu tapi juga beradab/berakhlak mulia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *